Tips
Cara Cerdik Atur Keuangan setelah Berkeluarga
Uang menjadi salah
satu penyebab utama perceraian di dunia. Dalam tulisannya, Jeffrey Dew,
peneliti dari Utah State University, mengatakan bahwa pemborosan finansial oleh
seorang pasangan dalam hubungan rumah tangga dapat meningkatkan kemungkinan
perceraian hingga 45 persen.
Dew menjelaskan,
kualitas dan stabilitas kehidupan keluarga di AS sangat berkaitan dengan
persepsi pasangan dalam mengatur keuangannya. Menurut dia, pasangan yang mampu
berhemat memiliki kehidupan rumah tangga paling bahagia.
Memang,
kesepakatan bersama harus dicapai sebelum memutuskan perkara keuangan rumah
tangga. Namun, tak dimungkiri, menghilangkan egoisme pribadi bagi pasangan baru
bukan lah hal sederhana.
Saat melajang,
kita terbiasa mengatur keuangan sendiri. Pendapatan dan pengeluaran pribadi
sulit dibagi. Apalagi jika pasangan sama-sama bekerja. Akhirnya, mereka memilih
tetap memiliki rekening masing-masing. Sebagian lain menyerahkan soal finansialkepada salah satu pasangan saja.
Namun, apakah cara
tersebut efektif? Berikut trik mengatur keuangan rumah tangga agar pernikahan Kamu
langgeng dan bahagia:
Kenapa uang begitu
penting?
Pertama-tama,
pasangan wajib menjawab pertanyaan ini. Kenapa Kamu harus memiliki banyak uang?
Carl Richards,
seorang konsultan keuangan keluarga di AS mengungkapkan, jawaban dari
pertanyaan tersebut akan menjadi acuan pasangan dalam memutuskan soal keuangan.
Pasangan harus memiliki prioritas keuangan sama sehingga perdebatan tidak perlu
pun berkurang.
Setelah Ricards
dan istrinya melakukan tahap ini, mereka akhirnya dapat merumuskan tiga tujuan
finansial bersama. Pertama, memiliki dana pensiun cukup. Kedua, mampu
menyekolahkan anak sampai tingkat perguruan tinggi. Terakhir, memiliki hunian
nyaman. Nah, bagaimana dengan Kamu?
Belajar terbuka
Walau terkesan
blak-blakan, hal ini penting dilakukan. Pasalnya, untuk mengetahui tujuan
finansial bersama, pasangan harus mengetahui jumlah aset dan modal yang
dimiliki.
Keduanya wajib
terbuka mengenai jumlah pendapatan, pengeluaran, utang piutang, aset, dan
detail keuangan lain. Dengan ini, pasangan juga belajar saling menerima kondisi
finansial.
Setelah mengetahui
tujuan dan modal finansial pasangan, waktunya membuat racangan terencana.
Bagilah rencana dalam beberapa periode waktu.
Lunasi utang tepat
waktu
Jangan pernah
sepelekan utang! Sekecil apa pun nominalnya. Contohnya, menggunakan kartu
kredit untuk belanja bulanan.
Tanpa sadar, orang
sering menunda-nunda pembayaran utang karena jumlahnya dianggap tidak besar.
Ingat! Bunga akan terus menumpuk. Jika utang dapat dilunasi dengan sekali bayar
di bulan berikutnya, maka lakukan.
Selalu catat!
Lakukan pencatatan
pengeluaran secara rutin. Dengan atau tanpa rekening bersama pencatatan harus
tetap dilakukan.
Selanjutnya, jika
pasangan telah sepakat untuk terbuka dan menyelesaikan soal finansial bersama
maka segala jenis pengeluaran harus dimusyawarahkan. Jika perlu, buat batas
pengeluaran yang bisa ditoleransi masing-masing pasangan. Di akhir bulan,
lakukan lah evaluasi rapor keuangan. Jadi, pasangan bisa tahu apakah sudah
sesuai dengan tujuan keuangan atau belum.
Tenangkan hati
dengan asuransi
Asuransi jiwa dan
kesehatan tentunya menjadi prioritas. Selama tubuh dan pikiran sehat, harta
pasti bisa dicari. Bukan begitu?
Selain manusia,
aset pun perlu diasuransikan. Jika pasangan sudah mampu membeli mobil pribadi,
maka asuransikan kendaraan. Selain menghindari pembengkakan biaya perbaikan
mobil, asuransi juga bisa menjaga harga jual mobil tetap stabil.
Tulisan ini
disumbangkan untuk jadi artikel situs jadimandiri.org.
Tidak ada komentar