Citra Buruk Dangdut Masa Kini

 
 
Di telinga masyrakat Indonesia, musik dangdut bukanlah hal yang asing. Hal itu karena musik dangdut adalah musik asal Indonesia. Namun, belakangan musik yang muncul pascakemerdekaan Indonesia ini patut dipertanyakan kualitas musik dan penyanyinya..

Jika ditengok ke belakang, mutu dari musik dangdut lebih berkualitas dari apa yang ada sekarang. Mulai dari kemunculan musik dangdut dari era Rhoma Irama, raja dangdut itu memberikan suguhan musik dangdut yang diiringi pesan moral dan dakwah seperti Adu Domba, Begadang, Judi, dan lainnya.

Selain Rhoma Irama, ada Meggi Z, Elvi Sukaesih, Rita Sugiarto, dan Iis Dahlia yang juga menyuguhkan musik dangdut yang real dangdut. Bisa dikatakan jika mereka adalah penyanyi dangdut yang sesungguhnya. Mereka juga dapat terkenal karena karyanya.

Meski dangdut tidak bisa dipisahkan dengan goyangan, tapi goyangan pedangdut seperti Elvi Sukaesih, Rita Sugiarto dan Iis Dahlia tidak mempertonkan tubuh mereka. Kostum yang bereka gunakan ketika tampil dihadapan penikmat dangdut pun sopan. Mereka lebih cenderung menonjolkan kualitas vokal yang mereka punya.

Akan tetapi, jika melihat dangdut sekarang akan terlihat penurunan kualitas musik dan penyanyinya. Kualitas yang ditunjukkan pedangdut seperti Rhoma Irama, Elvi Sukaesih, dan Iis Dahlia bertolak belakang dengan pedangdut di abad 21 ini seperti Dewi Persik, Inul Daratista, Zaskia Gotik, atau Trio Macan.

Pedangdut masa kini lebih terkenal dengan kontroversi yang mereka ciptakan demi popularitas yang mereka idamkan. Pedangdut tersebut juga sering kali dicekal karena goyangan yang mereka ciptakan. Semisal goyang gergaji kontroversial milik Dewi Persik yang membuatnya dicekal karena goyangannya berbau unsur pornoaksi.

Kualitas suara pedangdut masa kini juga biasa-biasa saja. Akan tetapi dengan bantuan komputer suara mereka disulap menjadi bagus. Ditambah lagi musik dangdut masa kini sudah terkontaminasi oleh musik pop dan house music. Hal itu menyebabkan lagu dangdut yang disajikan menurun kualitasnya karena kehilangan orisinalitas.

Citra dangdut pun semakin buruk karena beredar video mengenai tiga penyanyi dangdut di suatu daerah yang menyanyi sambil bergoyang vulgar. Mereka juga berani mempertontonkan aurat vital tubuhnya kepada penonton. Padahal. itu terjadi ditempat acara perkawinan yang notabene disaksikan juga oleh anak di bawah umur. Namun, tidak sampai disitu, mereka juga mempersilakan penonton untuk secara bebas ‘memegang’ aurat vital mereka.

Kejadian tersebut menunjukkan bukan pedangdut yang seharusnya menjual suara, melainkan mejual tubuhnya demi uang saweran. Hai itu sangat merusak moral generasi masa depan bangsa karena turut disaksikan anak dibawah umur.

Lalu, yang paling hangat adalah pencekalan ‘goyang oplosan’. Goyangan yang dipopulerkan oleh acara stasiun televisi itu dicekal karena sedikit erotis. Pencekalan itu membuat ‘goyang oplosan’ dimodifikasi goyangannya.

Pedangdut yang sudah terkenal seharusnya berfikir untuk memberikan kualitas kepada masyarakat. Bukannya malah memberikan kontroversi demi pupularitas semata. Sebagai musik yang digemari mayoritas masyarakat Indonesia seharusnya bercermin pada senior-senior dangdut yang lebih dikenal kualitasnya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.